MADIUN – Sebanyak 197 siswa sabuk putih Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Ranting Kartoharjo mengikuti kegiatan Puter Gelang, sebuah tradisi sakral menjelang 1 Suro yang digelar pada Sabtu malam (14/6). Acara berlangsung mulai pukul 20.15 WIB hingga dini hari dengan titik kumpul dan rute di sekitar SD Pilangbango, Kota Madiun.
Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus PSHT Ranting Kartoharjo, ketua rayon se-ranting, pengasuh/pelatih, serta pamter ini dimulai dengan doa bersama di makam Ki Hadjar Harjo Utomo di Jalan Pilang Raya. Doa bersama tersebut menjadi simbol penghormatan terhadap pendiri dan sesepuh perguruan.
Selain itu, para peserta juga menerima sosialisasi Maklumat Aman Suro 2025 dari anggota Polsek Kartoharjo sebagai langkah preventif untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Puter gelang merupakan prosesi berjalan kaki tanpa alas dan dilakukan dalam keheningan (mbisu/ndlamak), sebagai bentuk latihan spiritual dan mental menjelang pengesahan sebagai warga PSHT. Salah satu peserta tercatat akan disahkan pada tahun 2026 mendatang.
Rute puter gelang malam itu melintasi sejumlah jalan protokol, dimulai dari SD Pilangbango – Jalan Imam Bonjol – Jalan Pilang AMD – Jalan Pilang Werda – Bok Malang – Jalan Sari Mulya – SD Santo Bavo – Jalan Pelita Tama – Lapangan Rejomulyo, lalu kembali ke titik awal di SD Pilangbango.
Kapolres Madiun Kota, AKBP Wiwin Junianto, S.I.K., menyampaikan bahwa pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan budaya dan spiritual masyarakat selama dilaksanakan dengan tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum.
“Kegiatan puter gelang ini adalah bagian dari tradisi PSHT yang sudah berlangsung turun-temurun. Kami memastikan seluruh rangkaian berjalan aman dan tertib. Anggota kami dari Polsek Kartoharjo dikerahkan penuh untuk pengamanan bersama Pamter PSHT,” ujar AKBP Wiwin.
Pengamanan kegiatan dipimpin oleh IPDA Hendri T., S.H. selaku Pawas Panit Lantas, dibantu anggota Polsek dan pengamanan internal dari PSHT (Pamter).
Kegiatan berjalan aman, lancar, dan kondusif tanpa gangguan berarti. Tradisi ini sekaligus menjadi bagian dari pendidikan karakter yang dijunjung tinggi dalam dunia pencak silat Indonesia.(red/reskotmdn)
0Komentar